Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain. (Bogdan & Biklen, 1982). Analisis adalah penelaahan untuk
mencari pola (paterns). Pola disini lebih mengacu pada pola budaya (cultural patterns) bukan semata-mata situasi sosial suatu domain cultural (cultural domain) adalah katagori makna cultural yang menyangkut katagori-katagori yang lebih kecil.
Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan
mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus
atau masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut,
data kualitatif yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa
disederhanakan untuk akhirnya bisa dipahami dengan mudah. Pada bagian
analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara
sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan
bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini
melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data
serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa
yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan
selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya
analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan
analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik
nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang
analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya
matriks dan logika.
Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti
mulai mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya
penting atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi
data tersebut pada upaya menjawab fokus penelitian. Di dalam penelitian
lapangan (field research) bisa saja terjadi karena memperoleh
data yang sangat menarik, peneliti mengubah fokus penelitian. Ini bisa
dilakukan karena perjalanan penelitian kualitatif bersifat siklus,
sehingga fokus yang sudah didesain sejak awal bisa berubah di tengah
jalan karena peneliti menemukan data yang sangat penting, yang
sebelumnya tidak terbayangkan. Lewat data itu akan diperoleh informasi
yang lebih bermakna. Untuk bisa menentukan kebermaknaan data atau
informasi ini diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas,
kepekaan konseptual, pengalaman dan expertise peneliti.
Kualitas hasil analisis data kualitatif sangat tergantung pada
faktor-faktor tersebut. Menurut Prof. Dr. Sugiyono, analisis data
terdiri dari Analisis Data Sebelum di lapangan dan Analisis Data Selama
di lapangan.
Miles dan Huberman (1984) menyebutkan bahwa analisis data selama
pengumpulan data membawa peneliti mondar-mandir antara berpikir tentang
data yang ada dan mengembangkan strategi untuk mengumpulkan data baru.
Melakukan koreksi terhadap informasi yang kurang jelas dan mengarahkan
analisis yang sedang berjalan berkaitan dengan dampak pembangkitan kerja
lapangan. Langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data yaitu penyusunan
lembar rangkuman kontak (contact summary sheet), pembuatan kode-kode,
pengkodean pola (pattern codding) dan pemberian memo.
Lembar rangkuman kontak merupakan lembar yang berisi serangkaian
pemfokusan atau rangkuman pertanyaan tentang kontak lapangan tertentu.
Dalam hal ini, peneliti menelaah catatan-catatan lapangan, dan menjawab
setiap pertanyaan secara singkat untuk mengembangkan rangkuman secara
keseluruhan dari hal pokok dalam kontak. Pertanyaan itu dapat dirumuskan
:
1) Orang, peristiwa atau situasi apa yang akan diungkap?
2) Tema dan isu apa dalam kontak?
3) Tempat mana yang paling energi pada kontak berikutnya, dan informasi apa saja yang akan dilacak?
Lembar rangkuman kontak dapat dibuat secara lebih spesifik dan tidak
begitu “open-ended”, dengan disertai kode-kode. Persoalan yang dihadapi
dalam pengumpulan data adalah banyaknya catatan-catatan lapangan dan
dokumen yang terkumpul, sehingga dapat menyulitkan peneliti dalam
menangkap makna yang esensial dan menata kembali, serta merampingkan
menjadi satuan-satuan yang siap dianalisis. Pengkodean diawali dengan
penyusunan daftar kode. Dalam daftar kode yang dapat disimak dalam Miles
& Huberman, 1984 :58-59; terdapat 3 kolom, yakni kolom yang memuat
label deskriptif untuk kategori umum dan kode-kode yang bersangkutan
dengan kategori, berikutnya kolom yang memuat kode-kode secara rinci,
sedangkan terakhir adalah kolom yang memuat kunci-kunci yang mengacu
pada pertanyaan atau sub pertanyaan penelitian, dari mana kode
diderivasi. Pemberian kode biasanya dilakukan pada tepi kiri dan tepi
kanan pada catatan lapangan. Kode pola adalah kode eksplanatori atau
inferensial yaitu kode yang mengidentifikasi suatu tema, pola atau
eksplanasi yang muncul untuk kepentingan analisis selanjutnya.
Pengkodean pada dasarnya menarik sejumlah besar bahan bersama menjadi
lebih bermakna dan dapat teridentifikasi. Proses ini dapat dikatakan
merupakan “pengkodean-meta”. Pengkodean dimaksudkan sebagai alat untuk
merangkum segmen-segmen data, selain itu pengkodean pola merupakan cara
untuk mengelompokkan rangkuman-rangkuman data tersebut menjadi sejumlah
kecil tema atau konstruk. Pengumpulan data merupakan pekerjaan yang
sangat menarik dan pengkodean biasanya memakan energi yang besar sekali,
dimana peneliti dibanjiri dengan berbagai informasi. Hal ini
memungkinkan peneliti untuk lupa menangkap makna atau gejala umum dari
apa yang sedang terjadi. Pembuatan memo adalah salah satu cara untuk
mengatasi hal tersebut.
Analisa data setelah pengumpulan data, pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display)
dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya Peneliti
kualitatif banyak menyususn teks naratif. Display adalah format yang
menyajikan informasi secara sistimatik kepada pembaca. Penelitian
kualitatif memfokuskan pada kata-kata, tindakan-tindakan orang yang
terjadi pada konteks tertentu, konteks mana dapat dilihat sebagai aspek
relevan segera dari situasi yang bersangkutan, maupun sebagai aspek
relevan dari sistem sosial di mana seseorang berfungsi seperti contohnya
: ruang kelas, sekolah, departemen, perusahaan, keluarga, agen,
masyarakat lokal dan sebagainya.
Dari pengalaman melakukan penelitian kualitatif beberapa kali, model
analisis data yang dikenalkan oleh Spradley (1980), dan Glaser dan
Strauss (1967) bisa dipakai sebagai pedoman. Kendati tidak baku,
artinya setiap peneliti kualitatif bisa mengembangkannya sendiri, secara
garis besar model analisis itu diuraikan sebagai berikut:
- Analisis Domain (Domain analysis).
Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk
memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian.
Caranya ialah dengan membaca naskah data secara umum dan menyeluruh
untuk memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam
data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum perlu membaca dan memahami
data secara rinci dan detail karena targetnya hanya untuk memperolehdomain
atau ranah. Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan tingkat
“permukaan” tentang berbagai ranah konseptual. Dari hasil pembacaan itu
diperoleh hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan kalimat untuk
dibuat catatan pinggir. Terdapat 3 elemen dasar domain yaitu Cover term,
Included term dan Semantic relationship. Ada enam tahap yang dilakukan
dalam analisis domain yaitu:
(a) Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan semantik yang tersedia; (b) Menyiapkan lembar analisis domain; (c) Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk memulainya; (d) Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari catatan lapangan; (e) Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis; (f) Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan).
(a) Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan semantik yang tersedia; (b) Menyiapkan lembar analisis domain; (c) Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk memulainya; (d) Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari catatan lapangan; (e) Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis; (f) Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan).
- Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis).
Taksonomi adalah himpunan kategori-katagori yang di organisasi
berdasarkan suatu semantic relationship. Jadi taksonomi merupakan
rincian dari domain cultural. Pada tahap analisis taksonomi, peneliti
berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus masalah
atau sasaran penelitian. Masing-masing domain mulai dipahami secara
mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain
itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga
tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted). Pada
tahap analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan sub-domain yang
penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk memperoleh
pemahaman lebih dalam. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis
taksonomi yaitu: (a) Memilih salah satu domain untuk dianalisis;
(b) Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domain itu; (c) Mencari tambahan istilah bagian; (d) Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis; (e) Membentuk taksonomi sementara; (f) Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan; (g) Membangun taksonomi secara lengkap.
(b) Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domain itu; (c) Mencari tambahan istilah bagian; (d) Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis; (e) Membentuk taksonomi sementara; (f) Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan; (g) Membangun taksonomi secara lengkap.
3. Analisis Komponensial (Componential Analysis).
Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam
ranah yang diperoleh. Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah dan
selanjutnya dibuat kategorisasi yang relevan. Kedalaman pemahaman
tercermin dalam kemampuan untuk mengelompokkan dan merinci anggota
sesuatu ranah, juga memahami karakteristik tertentu yang berasosiasi.
Dengan mengetahui warga suatu ranah, memahami kesamaan dan hubungan
internal, dan perbedaan antar warga dari suatu ranah, dapat diperoleh
pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci mengenai pokok
permasalahan. Ada delapan langkah dalam analisi komponen ini yaitu: (a)
Memilih domain yang akan dianalisis; (b) Mengidentifikasi seluruh
kontral yang telah ditemukan; (c) Menyiapkan lembar paradigm; (d)
Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai; (e)
Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu; (f)
Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada; (g) Mengadakan
pengamatan terpilih untuk melengkapi data; (h) Menyiapkan paradigma
lengkap.
4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes).
Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala-gejala
yang khas dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan
sekian banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang
ada dalam setiap domain. Selain itu, analisis ini berusaha menemukan
hubungan-hubungan yang terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga
akan membentuk satu kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan
tema yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada tahap ini yang
dilakukan oleh peneliti adalah: (1) membaca secara cermat keseluruhan
catatan penting, (2) memberikan kode pada topik-topik penting, (3)
menyusun tipologi, (4) membaca pustaka yang terkait dengan masalah dan
konteks penelitian. Berdasarkan seluruh analisis, peneliti melakukan
rekonstruksi dalam bentuk deskripsi, narasi dan argumentasi. Sekali lagi
di sini diperlukan kepekaan, kecerdasan, kejelian, dan kepakaran
peneliti untuk bisa menarik kesimpulan secara umum sesuai sasaran
penelitian. Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu: (a) Melebur diri; (b)
Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan; (c) Menemukan
perspektif yang lebih luas melelui pencarian domain dalam pemandangan
budaya; (d) Menguji demensi kontras seluruh domain yang telah
dianalisis; (e) Mengidentifikasi domain terorganisir; (f) Membuat gambar
untuk memvisualisasi hubungan antar domain; (g) Mencari tema universal,
dipilih satu dari enam topik: konflik sosial, kontradiksi budaya,
teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh dan menjaga
status dan memecahkan masalah. Sesuai dengan topik penelitian maka yang
dipilih adalah memecahkan masalah.
5. Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research)
Dalam pendekatan teori grounded ini, peneliti
mengkosentrasikan dirinya pada deskripsi yang rinci tentang sifat/ ciri
dari data yang dikumpulkan, sebelum berusaha menghasilkan
pernyataan-pernyataan teoritis yang lebih umum. Di saat telah memadainya
rekaman cadangan deskripsi yang akurat tentang fenomena sosial yang
relevan, barulah peneliti dapat mulai menghipotesiskan jalinan hubungan
di antara fenomena-fenomena yang ada, dan kemudian mengujinya dengan
menggunakan porsi data yang lain. Tiga aspek kegiatan yang penting untuk
dilakukan, yaitu:
- Menulis catatan atau note writing.
- Mengidentifikasi konsep-konsep atau discovery or identification of concepts.
- Mengembangkan batasan konsep dan teori atau development of concept definition and the elaboration of theory.
Analisis Data Kualitatif adalah suatu proses yang meliputi:
- Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,
- Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya,
- Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola,hubungan-hubungan dan temuan-temuan umum. (Seiddel, 1998).
Pada analisis data kualitatif, kata-kata dibangun dari hasil
wawancara dan diskusi kelompok terfokus terhadap data yang dibutuhkan
untuk dideskripsikan dan dirangkum. Tahapan-tahapan analisis data
kualitatif sebagai berikut:
- Membiasakan diri dengan data melalui tinjauan pustaka;
- Membaca, mendengar, dan melihat;
- Transkrip wawancara dari perekam;
- Pengaturan dan indeks data yang telah diidentifikasi;
- Anonim dari data yang sensitif;
- Koding;
- Identifikasi tema;
- Pengkodingan ulang;
- Pengembangan kategori;
10. Eksplorasi hubungan antara kategori;
11. Pengulangan tema dan kategori;
12. Membangun teori dan menggabungkan pengetahuan yang sebelumnya;
13. Pengujian data dengan teori lain; dan
14. Penulisan laporan, termasuk dari data asli jika tepat (seperti kutipan dari
wawancara).
Pelaksanaan analisis memiliki empat sifat dasar, yaitu: (1) analisis
induktif, (2) dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, (3)
interaktif, (4) proses siklus. Analisis dalam penelitian kualitatif
bersifat induktif. Informasi yang dikumpulkan di lapangan digunakan
untuk membuat simpulan akhir, bukan untuk membuktikan hipotesis. Oleh
karenanya peneliti harus menggali informasi selengkap mungkin. Proses
analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Artinya,
analisis harus sudah dilakukan sejak awal, tidak sama dengan dengan
analisis data dalam penelitian kuantititatif yang dilakukan setelah
semua data terkumpul. Proses interaktif juga dilakukan baik pada waktu
pengumpulan data masih berlangsung, misalnya dalam bentuk perbandingan
antar unit data, pengelompokan data, maupun pengumpulan data sudah
berakhir, dalam penyusunan laporan yang melibatkan analisis tahap akhir.
Proses siklus dilakukan sejak awal pengumpulan data sampai akhir
sebagai kelanjutan proses refleksi (Sutopo, 2005).
Menurut Lexy J. Moleong, dalam penelitian kualitatif ada tiga model
analisis data, yakni (1) metode perbandingan tetap (constant comparative
method) seperti yang dikemukakan oleh Glaser & Strauss dalam buku
mereka the Discovery of Grounded Research. (2) Metode analisis data
menurut Miles & Huberman seperti yang mereka kemukakan dalam buku
Qualitative Data Analysis). (3) metode analisis data menurut Spradley
sebagai yang ditemukan dalam bukunya Participant Observation.
Dinamakan metode perbandingan tetap atau constant comparative method
karena dalam analisa data, secara tetap membandingkan satu datum dengan
datum yang lainnya, dan kemudian secara tetap membandingkan katagori
dengan katagori lainnya. Secara umum proses analisis datanya mencakup:
reduksi data, katagorisasi data, sintesisasi, dan diakhiri dengan
penyusunan hipotesis kerja.
Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan
data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru.
Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi
(conclusion drawing/ verification).
Pada analisa data, peneliti harus mengerti terlebih dahulu tentang
konsep dasar analisa data. Analisa data adalah proses mengorganisasikan
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja
seperti yang disarankan oleh data.
Analisa data dalam penelitian kualitatif sudah dapat dilakukan
semenjak data diperoleh di lapangan. Usahakan jangan sampai data
tersebut sudah terkena bermacam-macam pengaruh, antara lain pikiran
peneliti sehingga menjadi terpolusi. Apabila terlalu lama baru dianalisa
maka data menjadi kadaluwarsa.
Dari analisa data dapat diperoleh tema dan rumusan hipotesa. Untuk
menuju pada tema dan mendapatkan rumusan hipotesa, tentu saja harus
berpatokan pada tujuan penelitian dan rumusan masalahnya.
Analisis dan interpretasi data merupakan tahap yang harus dilewati
oleh seorang penelitian. Adapun urutannya terletak pada tahap setelah
tahap pengumpulan data. Dalam arti sempit, analisis data di artikan
sebagai kegiatan pengolahan data, yang terdiri atas tabulasi dan
rekapitulasi data.
Tabulasi data dinyatakan sebagai proses pemaduan atau penyatupaduan
sejumlah data dan informasi yang diperoleh peneliti dari setiap sasaran
penelitian, menjadi satu kesatuan daftar, sehingga data yang diperoleh
menjadi mudah dibaca atau dianalisis. Rekapitulasi merupakan langkah
penjumlahan dari setiap kelompok sasaran penelitian yang memiliki
karakter yang sama, berdasar kriteria yang telah dirumuskan terlebih
dahulu oleh peneliti.
Dalam proses pelaksanaannya, tahap pengolahan data tidak cukup hanya
terdiri atas tabulasi dan rekapitulasi saja, akan tetapi mencakup banyak
tahap. Di antaranya adalah tahap reduksi data, penyajian data,
interpretasi data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Lebih dari
sekedar itu, pengolahan data, yang tidak lain merupakan tahap analisis
dan interpretasi data mencakup langkah-langkah reduksi data, penyajian
data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan /verifikasi.
Reduksi data diartikan secara sempit sebagai proses pengurangan data,
namun dalam arti yang lebih luas adalah proses penyempurnaan data, baik
pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak relevan, maupun
penambahan terhadap data yang dirasa masih kurang.
Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun
berdasar kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan.
Interpretasi data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian
data yang telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang
tersurat, namun lebih pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang
tersirat di dalam data yang telah disajikan..
Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses perumusan makna dari
hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat dan
mudah difahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan
peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan
dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan dan perumusan
masalah yang ada.
Tahap analisis dan interpretasi data merupakan tahap yang pasti akan
dilalui oleh para peneliti termasuk peneliti kualitatif. Dalam uraian
pokok di atas telah dikemukakan bahwa tahap dan proses analisis dan
interpretasi data, setidak-tidaknya terdiri atas tiga komponen penting
yang meliputi (1) reduksi, (2) penyajian, dan (3) kesimpulan/
verifikasi.
Sedangkan tahap dan proses selengkapnya meliputi (1) Pengolahan data,
yang terdiri dari kategorisasi dan reduksi data, (2) penyajian data,
(3) interpretasi data dan (4) penarikan
kesimpulan-kesimpulan/verifikasi. Tahap tahap di atas hendaknya
dilakukan sedemikian rupa sehingga proses analisis dan Intepretastasi
tersebut dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
Reduksi data diartikan sebagi proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Tahapan-tahapan meliputi:
• Membuat ringkasan
• Mengkode
• Menelusur tema
• Membuat gugus-gugus
• Membuat partisi
• Menulis Memo
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan memberikan komentaarnya (boleh baik atau buruk) untuk kebaikan blog ini. Dan kalau ada saran-saran yang baik pasti ntar saya terapkan pada blog saya ini. cra komennya begini
1.silakan mengetikan pada kolom ini.
2.pilih profil anda kalau tidak punya silakan klik anonime
3. klik publikasi
4. semoga berhasillllll